Sekolahnya Manusia. Itu adalah judul buku ini.
Pengarangnya adalah Munif Chatib, seseorang yang secara intens menerapkan
Multiple Intelligences.
Buku ini baik untuk dibaca para orang tua, guru, para pengambil kibajakan di
dunia pendidikan dan semua pihak yang ingin mengembangkan dunia pendidikan.
Selama ini kita menganggap anak cerdas, anak pintar itu hanya ditentukan atau
dilihat dari sisi kecerdasan kognitif atau Akademik saja.
Buku ini membahas tentang Multiple Intelligences (MI). Bahwa seorang anak
dikatakan cerdas bukan hanya karena kecerdasan kognitif semata. MI mengajak
kita untuk melihat potensi kecerdasan setiap anak yang berbeda. Tidak ada anak
yang bodoh, setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan di tempat yang
terbaik dan dengan cara yang terbaik. Yang diutamakan dalam MI ini adalah The
Best Process dan bukan The Best Input.
Dalam buku ini juga disampaikan tentang Multiple Intelligences Research (MIR).
MIR adalah alat/metode test untuk melihat potensi kecerdasan anak, sehingga
anak diketahui mana kecerdasan anak yang paling dominan. Dari hasil MIR inilah
guru dan orang tua murid dapat mengetahui metode apa yang paling tepat untuk
mengasah kecerdasan siswa.
Sekolahnya Manusia, halaman 56: DR Howard Gardner mengatakan ada delapan
kecerdasan.
1. Kecerdasan Linguistik
Komponen Inti: kepekaan pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa.
Berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi,
berdebat.
2. Kecerdasan Matematis-Logis
Komponen Inti: kepekaan pada memahami pola-pola logis atau numeris, dan
kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang.
Berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar dan berpikir logis, memecahkan
masalah.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Komponen Inti: kepekaan merasakan dan membayangkan dunia gambar dan ruang
secara akurat.
Berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat patung, mendesain.
4. Kecerdasan Musikal
Komponen Inti: kepekaan dan kemampuan menciptakan dan mengapresiasikan irama,
pola titi nada dan warna nada serta apresiasi bentuk-bentuk ekspresi emosi
musikal.
Berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada dari sumber bunyi
atau alat-alat musik.
5. Kecerdasan Kinestetis
Komponen Inti: kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengola objek,
respons dan refleks.
Berkaitan dengan kemampuan gerak motorik dan keseimbangan.
6. Kecerdasan Interpersonal
Komponen Inti: kepekaan mencerna dan merespons secara tepat suasana hati,
temperamen, motivasi dan keinginan orang lain.
Berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan sosial
yang tinggi, negosiasi, bekerjasama, mempunyai empati yang tinggi.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Komponen Inti: memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi,
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.
Berkaitan dengan kemampuan mengenali diri sendiri secara mendalam, kemampuan
intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitif terhadap nilai diri dan tujuan
hidup.
8. Kecerdasan Naturalis
Komponen Inti: keahlian membedakan anggota-anggota spesies, mengenali
eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies baik
secara formal maupun non-formal.
Berkaitan dengan kemampuan meneliti gejala-gejala alam, mengklasifikasi,
identifikasi.
Menurut Munif Chatib, selama ini orang salah mempersepsikan MI ini dengan mata
pelajaran. Misalnya kecerdasan Matematis-Logis disamakan dengan pelajaran
Matematika. Beliau menyatakan bahwa MI bukan mata pelajaran. MI adalah strategi
pembelajaran. Inti strategi pembelajaran ini adalah bagaimana guru mengemas
gaya mengajarnya agar mudah ditangkap dan dimengerti oleh siswanya.
Konsep MI yang menitikberatkan pada ranah keunikan selalu menemukan kelebihan
setiap anak. Lebih jauh, konsep ini percaya bahwa tidak ada anak yang bodoh
sebab setiap anak pasti memiliki minimal satu kelebihan. Apabila kelebihan
tersebut dapat dideteksi sedari awal, otomatis kelebihan itu adalah potensi
kepandaian sang anak. (Sekolahnya Manusia, hal.92)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar